JAKARTAKOMA
TANGERANG-BANTEN| Aktivis Tangerang Raya Ketua Badan Penelitian Aset Negara Republik Indonesia (BPAN RI ) Kota Tangerang H.Muhdi menyoroti pekerjaan pembangunan saluran air dan trotoar di Jl. KH.Hasyim Azhari Kota Tangerang, karena di nilai asal asalan dan pengerjaan nya sampai melewati tahun.
Menurut aktivis di masyarakat ini, seharusnya tahun sudah berganti semua pekerjaan yang di biayai oleh pemerintah itu harusnya sudah selesai di kerjakan oleh pihak kontraktor sesuai kontrak kerja 150 hari kalender.
“Harus nya sudah selesai di akhir tahun 2021 lalu. Kenapa sampai hari ini masih terus di kerjakan oleh pihak kontraktor.”ujar H.Muhdi saat di temui di kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.(02/01/2023)
Ia juga menilai, pekerjaan saluran dan trotoar oleh Dinas PUPR Provinsi Banten yang di kerjakan oleh CV . Razan Bangun Nusantara dengan Anggaran Rp.9.994.594.000.00 masih jauh dari kata rampung dan terkesan asal jadi tanpa mengedepankan kwalitas pekerjaan.
“Kalau pun harus ada perpanjangan waktu kerja, tentunya harus melalui mekanisme yang sudah di tentukan. Dan jangan karena mengejar waktu harus mengabaikan kwalitas pekerjaan. Sudah tidak tepat waktu kerjaan juga nga jelas amburadul,” ujarnya.
Selain itu H.Muhdi juga menjelaskan, kalau dilihat dari target waktu dan hasil pekerjaan yang sudah jadi bahwa kontraktor tersebut tidak memiliki kemampuan kerja yang baik dan benar.
“Harusnya dengan anggaran hampir mencapai 10 Milyar itu pekerjaan bisa rampung tepat waktu dan berkualitas sesuai harapan masyarakat,karena yang di gunakan adalah uang dari pajak masyarakat harus di jalankan dengan profesional dong,” tegasnya.
Lanjut kata Muhdi, dari hasil penelusuran di lapangan pekerjaan saluran dan trotoar itu berantakan banyak U-Ditch yang tidak nyambung satu dengan yang lainnya,banyak yang terputus.
“U-ditch juga masih menumpuk di bawah kolong tol dan para pekerja masih tampak sedang bekerja. Seharusnya proyek tersebut sudah di hentikan karena sudah lewat tahun dan harus dianggarkan di tahun berikutnya. Padahal itu proyek bukan proyek multi year kenapa sampai nyeberang tahun.” ujarnya
H.Muhdi juga meminta pihak Dinas PUPR Provinsi Banten dan APH untuk mengkaji kembali perihal proyek saluran dan trotoar di Jalan KH.Hasyim Azhari yang menelan anggaran hampir 10 milyar tersebut. Karena banyak yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
“Jangan sampai jatuh kepada tangan yang salah, karena itu uang rakyat, kalau jatuh ke tangan yang salah ya begini hasilnya, sudah tidak tepat waktu pekerjaannya juga tidak berkualitas dengan baik dan bisa menimbulkan kerugian bagi masyarkat dan negara,” kata dia.
Muhdi juga mengatakan, kalau lihat dari judul proyeknya saja sudah salah. dalam Judul, proyek nya adalah rehabilitasi di jalan KH.Hasyim Azhari. Padahal jalannya tidak ada yang di rehab melainkan pekerjaan saluran dan trotoar.
Hal senada juga di sampaikan Ahmad salah satu warga sekitar jalan KH.Hasyim Azhari. Ahmad menilai, kontraktor yang mengerjakan nya tidak bisa bekerja dengan profesional akibat nya pekerjaan terlihat amburadul.
“Tidak profesional pak. lihat saja hasilnya berantakan tidak sesuai harapan masyarakat dan juga terlalu lelet pekerjaannya, sehingga menganggu aktivitas warga karena galian saluran yang tak kunjung rampung,” kata Ahmad.
Ahmad juga meminta pihak Dinas PUPR Provinsi Banten untuk turun langsung mengecek kwalitas dari pembangunan saluran dan trotoar di wilayahnya itu.
“Kalau begini kerjaannya jelas masyarakat sangat di rugikan oleh kontraktor yang mengerjakan nya, karena sudah melewati tahun dan terlihat tidak profesional,” tutupnya.
(Redaksi)